Senin, 08 Oktober 2007

Malaysia Tetap Pakai “Rasa Sayange” untuk Kampanye Pariwisata


Malaysia tetap akan menggunakan lagu rakyat Rasa Sayang (di Indonesia berjudul Rasa Sayange) sebagai jingle kampanye pariwisata mereka yang bertajuk Truly Asia.Menteri Pariwisata Malaysia Tengku Adnan Tengku Mansor menyatakan, Indonesia tidak bisa mengklaim kepemilikan lagu itu.“Saya tidak mengerti. Rasa Sayang adalah lagu rakyat di Kepulauan Nusantara. Jadi Indonesia tidak bisa mengklaim itu sebagai milik mereka,” kata Adnan seperti dilansir harian The Star, Rabu (3/10).Lagu Rasa Sayange bisa didengarkan lewat situs www.rasasayang.com.my. Halaman komentar situs pariwisata Malaysia ini sempat diserbu komentator asal Indonesia yang memprotes penggunaan lagu itu. Bahkan ada yang sempat mengusili website tersebut.Pengelola situs lantas menutup fasilitas komentarnya. Namun ada sejumlah pengguna internet yang masih bisa membuka fasilitas tersebut. Hanya saja ternyata komentar-komentar yang memprotes Malaysia telah dihapus.Ingin berdiskusi tentang Rasa Sayange? Curahkan lewat detikForum.Malaysia Minta Bukti Rasa Sayange Lagu Milik IndonesiaMendbudpar Jero Wacik mengaku telah berkomunikasi dengan Menteri Kebudayaan Malaysia tentang lagu Rasa Sayange.“Mereka bilang, kalau Indonesia bisa membuktikan, mereka akan melakukan sesuai kewajibannya,” ujar Jero Wacik kepada wartawan sebelum menghadiri rapat kabinet di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (3/10).Sebelumnya Menteri Kebudayaan dan Menteri Pariwisata Malaysia menyatakan bahwa lagu yang di negeri jiran bernama Rasa Sayang itu adalah lagu rakyat yang biasa terdengar di Kepulauan Nusantara (Melayu) yang merupakan warisan leluhur. Jadi bukan milik Indonesia semata.Jero menuturkan, menggugat kepemilikan lagu tersebut bukan perkara mudah. Apalagi Indonesia tidak punya bukti.“Kepedulian kita pada hukum (hak cipta) masih rendah,” kata Jero.Malaysia: Indonesia Menuntut ‘Rasa Sayange’ Tidak RealistisMalaysia akhirnya berkomentar juga tentang protes warga Indonesia tentang lagu Rasa Sayange yang dijadikan jingle kampanye wisata Malaysia ‘Truly Asia’ (www.rasasayang.com.my). Menurut Malaysia, seruan menuntut Malaysia sungguh tidak realitis.Menteri Kebudayaan dan Seni Malaysia Datuk Seri Dr Rais Yatim menyatakan isu itu tidak perlu muncul sebab lagu rakyat tersebut — seperti halnya Jauh Di Mata, Burung Pungguk dan Terang Bulan — merupakan lagu yang biasa terdengar di kepulauan Melayu dan merupakan warisan leluhur.“Saya kira Indonesia atau pihak-pihak yang lain tidak bisa membuktikan siapa pengarang lagu itu (Rasa Sayange),” kata Rais seperti dilansir kantor berita Malaysia, Bernama, Rabu (3/10).“Malaysia juga dapat saja menyatakan bahwa sejumlah lagu yang dinyanyikan dan direkam di Indonesia berasal dari negeri ini dan kita tidak menerima pembayaran royalti,” tegas Rais.Di Malaysia, lagu rancak tersebut berjudul Rasa Sayang, sedangkan di Indonesia dikenal sebagai Rasa Sayange.Ingin berdiskusi tentang Rasa Sayange? Curahkan lewat detikForum.Menbudpar Siap Ongkosi Seniman Daftarkan Hak CiptaMenbudpar Jero Wacik kesulitan membuktikan lagu Rasa Sayange milik Indonesia. Sebab, bukti yang memperkuatnya sangat lemah.Agar kejadian itu tidak terulang lagi, Jero mengimbau seluruh seniman Indonesia jika punya karya cipta yang baik, cepat mendaftarkan ke otoritas yang mengaturnya.“Saya minta Menkum HAM tidak mahal biayanya. Kalau perlu saya yang bayari. Namun harus dari senimannya yang mendaftarkan,” ujar Jero kepada wartawan sebelum menghadiri rapat kabinet di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (3/10).Jero menuturkan, lagu, musik, sastra dan kerajinan Indonesia banyak yang belum didaftarkan.“Ini era globalisasi. Kalau tidak dilindungi bisa bahaya. Kalau didaftarkan, kita akan kuat secara hukum,” demikian Jero.Ingin berdiskusi tentang Rasa Sayange? Curahkan lewat detikForum.

sumber :hariansib.com/

Tidak ada komentar: